Dahlan Iskan usul Merpati ditutup

Written By Captainkidz on Tuesday, December 27, 2011 | 6:35 AM


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan punya ide untuk mengalihkan dana bantuan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) Rp 561 miliar menjadi lahan sawit. 
Pembelian lahan sawit dinilai lebih berprospek ketimbang kelangsungan hidup Merpati.

Menanggapi hal tersebut, Komisaris Utama Merpati M. Said Didu mengaku optimistis dana tersebut akan menjadi manfaat yang sangat baik bagi kelangsungan hidup maskapai pelat merah itu di masa-masa mendatang.

"Manajemen tetap yakin bisa menyelamatkan dan mengembangkan Merpati," kata Said kepada detikFinance, Selasa (27/12/2011).

Ide ekstrem itu mencuat setelah Dahlan menilai kinerja Merpati tidak banyak berubah meski sudah disuntik dana berkali-kali. Menurut Dahlan, jika dana setengah triliun itu dibelikan lahan sawit dan masing-masing karyawan Merpati kebagian dua hektar saja, hasilnya akan signifikan.

Usulan tersebut muncul dalam rapat informal yang digelar Dahlan di rumahnya akhir pekan lalu. Dalam rapat tersebut juga hadir direksi, komisaris dan seluruh manajer senior Merpati.

"Daripada uang Rp 561 miliar tersebut akan terhambur ke udara begitu saja dan karyawan pada akhirnya akan kehilangan pekerjaan juga, lebih baik Merpati ditutup sekarang juga. Uang itu bisa dibelikan kebun kelapa sawit. Tiap karyawan mendapat pesangon 2 hektare kebun sawit," seperti omongan Dahlan saat itu kata Said.

Usulan ini sempat membuat heboh rapat di hari libur tersebut. Banyak anggota rapat yang menolak tegas usulan ini. Manajemen percaya masih ada harapan di tubuh Merpati untuk terbang lebih tinggi.

Said juga optimistis Merpati tidak akan hancur begitu saja, bahkan akan semakin membaik di tahun-tahun mendatang. Perseroan juga siap melakukan berbagai perbaikan.

"Langkahnya adalah penambahan armada, peningkatan promosi, peningkatan pendapatan non-pasasi (kargo, carter dan lain-lain) juga peningkatan efisiensi biaya," ujar Said.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengusulkan untuk menutup PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Pasalnya, setelah disuntik dana oleh pemerintah sampai kini tidak banyak perubahan.

Usulan itu disampaikan Dahlan dalam rapat bersama manajemen dan komisaris maskapai plat merah itu akhir pekan lalu. Komisaris Utama Merpati M. Said Didu yang juga hadir dalam rapat tersebut mengatakan, manajemen masih percaya Merpati bisa berkembang.

"Jadi kesimpulannya Merpati tetap jalan. Manejemen tetap yakin bisa menyelamatkan dan mengembangkan Merpati," katanya kepada detikFinance, Selasa (27/12/2011).

Dahlan berpendapat untuk menghentikan kegiatan usaha Merpati karena beban operasionalnya sangat tinggi, belum ditambah beban-beban utangnya. Pendapatan Merpati tiap bulan hanya Rp 133 miliar, padahal pengeluarannya Rp 178 miliar.

Restrukturisasi perusahaan dengan cara yang modern sudah dicoba sejak dua tahun lalu. Sayangnya, menurut Dahlan, upaya restrukturisasi ini belum ada hasilnya.

Said mengatakan, manajemen siap menjawab tantangan mantan Direktur Utama PLN itu dengan melakukan berbagai perbaikan dalam operasional perusahaan plat merah tersebut.

Perbaikan tersebut antara lain, penambahan armada, peningkatan promosi, peningkatan pendapatan non-pasasi (kargo, carter dan lain-lain) juga peningkatan efisiensi biaya.

Pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk membantu keuangan Merpati dengan suntikan dana Rp 561 miliar. Dahlan ingin Merpati memberi jaminan atas suntikan dana ini.

Dahlan meminta dengan suntikan tersebut Merpati bisa hidup dan berkembang. Tidak seperti suntikan-suntikan uang ratusan miliar pada masa lalu.

Dana ini juga diharapkan menjadi uang terakhir dari negara untuk Merpati. Menurut Dahlan, sudah terlalu besar negara terus menyuntik Merpati, dengan hasil yang masih begitu-begitu saja.


No comments:

Post a Comment